D’Jingga - Sabda Cinta

Boleh jadi “Single 2010 (Kompilasi D'Duta)” menjadi salah satu album paling lengkap yang pernah dirilis di Indonesia. Setidaknya, lewat album ini, penikmat musik Tanah Air, khususnya pecinta dangdut, dapat mengkoleksi buah karya para diva dangdut Indonesia dalam satu paket. Sebagai duo turunan dari D’Duta (Delapan Duta Dangdut Indonesia), Iyeth Bustami dan Erie Suzan yang tergabung dalam D’Jingga, berbagi vokal lewat single “Sabda Cinta”. Iyeth dan Erie dipertemukan dalam D’Jingga bukan tanpa sebab. Oleh rekan-rekan mereka yang lain di D’Duta (Evie Tamala, Iis Dahlia, Kristina, Cici Paramida, Ine Sinthya dan Ikke Nurjanah), Iyeth dan Erie dianggap memiliki banyak kesamaan, terutama karakter vokal. Alasan itu pula yang mendudukkan Iyeth dan Erie dalam duo D’Jingga.

Dalam album ini, D’Jingga membawakan single berjudul “Sabda Cinta” buah karya Adibal Sahrul. Seperti sudah menjadi trademark Iyeth dan Erie, single ini pun tidak murni dangdut, melainkan perpaduan antara karakter Melayu dan R&B. Mudah ditebak, single ini memang sengaja diperuntukkan bagi Iyeth dan Erie. Tak salah jika keduanya mengaku puas membawakan lagu yang penuh hentakan.

“Puas banget. Seperti inilah lagu-lagu saya. Erie pun demikian. Bisa dibilang tidak ada kesulitan kita membawakan lagu ini secara bersamaan. Kita justru merasa powerfull dan lepas lewat single ini,” ujar Iyeth yang dibalas anggukan Erie.

Selama ini, Iyeth memang dikenal sebagai penyanyi yang lekat dengan lagu-lagu berirama Melayu asli. Range vokalnya yang luas dalam melantunkan lagu-lagu berirama Melayu, hampir tidak bisa disaingi penyanyi lain. Sementara, sebagai penyanyi dangdut, Erie pun selalu memberi sentuhan black music (R&B) dalam setiap lagu yang dinyanyikannya. Siapa mengira, lebih kurang dua penyanyi inilah yang membuat mereka pantas disandingkan dalama duo D’Jingga.

Sama halnya dengan inovasi-inovasi dalam dangdut yang diberikan anggota D’Duta lain, Iyeth dan Erie pun berharap single “Sabda Cinta” yang mereka nyanyikan dapat memberikan sesuatu yang unik bagi penikmat musik Indonesia. Namun, kembali kepada konsep awal terbentuknya D’Duta, Iyeth dan Erie optimis dangdut dapat diterima kembali sebagai musik paling popular di negeri ini.

“Itu sudah menjadi tujuan awal kita saat membentuk D’Duta. Berbagai inovasi coba kita tawarkan untuk membuat dangdut lebih kreatif dan fresh. Kita juga berterimaksih kepada TPI yang sudah mendukung program-program D’Duta, dan Nagaswara sebagai label yang telah memproduksi album sekaligus video klip saya dan teman-teman,” imbuh Erie. (PR)