Download Single D'Most - Ampuniku
Info D'Most - Ampuniku
”Ampuniku”, One Hits Wonder Tahun ini?
Era musik digital yang bergulir 5 tahun terakhir semakin menunjukkan dominasinya. Ini ditandai dengan booming perolehan RBT Wali Band di awal tahun 2010, yang berhasil menembus angka 16 juta download dalam waktu 3 bulan.
Inilah peristiwa paling ajaib dalam perjalanan industri musik di tanah air. Dan kabar tersebut tentu saja menarik perhatian para musisi saat ini. Setidaknya mereka memiliki mimpi baru. meraih perolehan serupa atau bahkan lebih besar lagi.
”Gw berharap karya terbaru gw yang judulnya ‘Ampuniku’, nggak hanya disukai Pak Patick Tan dan Pak Rahayu boss Nagaswara , tapi juga disukai oleh seluruh masyarakat, seperti karya Wali Band, walau secara genre aliran musik kita berbeda,” harap Salomo, vokalis sekaligus leader dari band pendatang baru bernama D’Most.
D’Most adalah salah satu dari ratusan band produksi Nagaswara yang memiliki mimpi serupa, yakni berharap nama bandnya terkenal dan karyanya mendapat apresiasi dari masyarakat secara luas.
Dan peluang bagi D’Most untuk menuju kearah sana, arah yang sudah diraih oleh Wali Band itu, sepertinya mulai terbuka lebar. Salah satu alasan pentingnya adalah; karena lagu bertajuk ’Ampuniku’ ciptaan Salomo ini, menjadi pilihan Nagaswara untuk dijadikan single hits seperti yang dikutip di bawah ini :
“ Maafkanlah aku
Menepikan Cintamu
Aku pun terluka
Saat kutatap wajah sedihmu
Ampunilah aku
Meninggalkan dirimu
Mungkin waktu kan bisa membuatmu untuk….. maafkan aku…”
Pertanyaanya kemudian adalah, apakah ’Ampuniku’ yang bertema cinta dengan kemasan aransemen sweet pop ini akan menjadi “One Hits Wonder” dari kantong Nagaswara tahun ini?
Secara tema dan pilihan warna musik, nampaknya single ‘Ampuniku’ tersebut berada dititik aman, bahkan titik yang menguntungkan. Karena, sampai saat ini selera musik masyarakat di tanah air masih berkisar pada tema klasik; cinta.
Dan tentu saja selera pada jenis musik pop yang kemudian mendunia di era 80-an. Lalu kemudian tenggelam dan kembali menghangat dan berjaya di awal 2000-an. Terbukti, sejumlah band yang nyaris tenggelam, bangkit kembali dengan warna musik sejenis, sebutlah misalnya Naff dan Juliette.
Sweet pop, inilah yang dipilih oleh Salomo, pencipta sekaligus penyanyi dengan karakter vokal yang memiliki timbre cukup berat. Suara Salomo, alumni Universitas Bina Nusantara ini, setidaknya mengingatkan kita pada sejumlah penyanyi sekelas Once ’Dewa’, ’Fadly Padi’, Joe ’Juliette’ dan ’Andy Naff’. Nah loh?
”Gw kagum dengan penyanyi-penyanyi senior itu, tapi sungguh mati gw nggak pernah bermaksud meniru suara mereka. Karena karakter suara itu udah ada dari sononya, nggak mungkin bisa ditiru-tiru apalagi sengaja dibuat-buat biar mirip. Ya inilah suara gw, kalo mirip itu cuman kebetulan aja,” tandas Salomo, yang berusaha menghindari dari upaya mengikuti gaya bernyanyi penyanyi pendahulunya, sembari tersenyum.
Memang setelah mendengar berulang-ulang single hits ‘Ampuniku’ ini, makin lama makin kentara bahwa suara Salomo Sugapa L. Hutauruk, pria berdarah Batak ini, memang berbeda dengan ke-empat nama tersebut diatas.
Dan perbedaan yang paling signifikan sesungguhnya adalah pada bagian suara Salomo yang serak namun lebih ringan dan tipis. Tidak setebal Fadly dan seserak Once, tapi kemampuan menjangkau nada rendah dan tingginya patut diacungi jempol. Inilah yang membuat keyakinan bahwa single ‘Ampuniku’ bakal menjadi hits di tahun ini, sebagai “one hits wonder”.
Apalagi Salomo, mantan personal manajer Gugun Gondrong ini, adalah pencipta lagu tersebut. Terang saja ia lebih mudah mengekpresikan pengalaman pribadinya tersebut ke dalam lagu dengan nyaris sempurna.
”Yaah, akhirnya gw memilih meninggalkan perempuan yang gw cintai dan juga mencintai gw setengah mati, karena perempuan itu sudah mejadi milik orang lain. Dari pada gw frustasi mending gw jadiin lagu, bisa jadi alat introspeksi gw dan mungkin juga orang lain, agar jangan bermain-main dengan cinta,” terang Salomo dengan nada yang bijaksana.
Ditambah lagi dengan keterlibatan musisi senior Henry Lamiri yang memasukkan elemen Violin dan String pada lagu ‘Ampuniku’, hingga menghabiskan 8 track. Dan keterlibatan Bojes yang membantu mengarahkan vocal . menjadikan mood sedih dan penyesalan dalam tema lagu tersebut pun semakin kental terasa. Dan membawa pendengarnya bisa jatuh dalam linangan air mata.
“Tapi, ini bukan lagu cengeng dan kita bukan band pop cengeng,” tukas Salomo yang memiliki segudang pengalaman dalam industri hiburan ini.
Jauh sebelum memutuskan diri untuk menjadi penyanyi hingga akhirnya masuk dapur rekaman, Salomo yang menjadi konseptor D’Most ini, sesungguhnya adalah pekerja keras dalam berbagai bidang, seperti; Talent Coord., Production Supervisor, Liasson Officer , Stage Crew, Leader Officer, Project Officer, Production Manager, Press Coordinator, Stage Manager, Talent Coordinator and Production untuk berbagai event musikal maupun kegiatan dunia hiburan lainnya.
D’Most bisa dibilang sebagai reinkaranasi dari NEMO, band yang pernah melepas single “1000 kali lagi” di tahun 2007 di bawah bendera IFS. Karya pertama tersebut bisa dibilang gagal, namun Salomo bersama Edo (gitaris) tetap semangat untuk terus berkarya bersama, hingga akhirnya mereka bertemu dengan Pak Rahayu Kertawiguna yang kemudian memberikan nama baru buat duet Salomo dan Edo, yaitu D’Most.
Dari kepala Salomo dan Edo kemudian lahir konsep musik baru mereka yang jauh berbeda dibanding Nemo yang rasanya lebih keras dan cukup berat. Dalam D’Most, karya Salomo dan Edo aransemennya lebih ringan dan secara tema dan lirik jadi lebih cair. Mereka memilih tema yang cenderung dialami semua orang, khusus para remaja yang tengah kasmaran dan bermasalah dengan kehidupan cintanya.
Itulah tema yang sampai detik ini menjadi pilihan yang paling diapresiasi oleh masyarakat luas yang awam secara musikal, tapi membutuhkan ruang untuk menghibur diri. Dan sesungguhnya mereka adalah pasar potensial secara bisnis. Dan karya perdana D’Most ini telah membidik kearah sana.
Semua itu yang membuat keyakinan Nagaswara bahwa karya perdana D’Most bertajuk ‘Ampuniku’ bakal mengangkat nama D’Most kepermukaan industri musik. dan membuat mereka meraih peroleh RBT yang paling besar tahun ini.
“Doain aja, semoga kesempatan yang diberikan oleh Nagaswara ini tidak kami sia-siakan. Saya dan Edo akan terus berjuang dan bekerja keras untuk mewujudkan mimpi ini,” simpul Salomo yang diamini Edo sembari tersenyum saat bertemu dengan mereka di Studio Nagaswara, ditengah-tengah proses akhir penggarapan single pertama tersebut.
Semoga D’Most telah siap, ketika ’Ampuniku’ menjadi one hits wonder mereka di tahun 2010 ini. Karena setelah ini, masyarakat akan menuntut karya terbaik mereka lainnya dalam sebuah album besar D’Most
Era musik digital yang bergulir 5 tahun terakhir semakin menunjukkan dominasinya. Ini ditandai dengan booming perolehan RBT Wali Band di awal tahun 2010, yang berhasil menembus angka 16 juta download dalam waktu 3 bulan.
Inilah peristiwa paling ajaib dalam perjalanan industri musik di tanah air. Dan kabar tersebut tentu saja menarik perhatian para musisi saat ini. Setidaknya mereka memiliki mimpi baru. meraih perolehan serupa atau bahkan lebih besar lagi.
”Gw berharap karya terbaru gw yang judulnya ‘Ampuniku’, nggak hanya disukai Pak Patick Tan dan Pak Rahayu boss Nagaswara , tapi juga disukai oleh seluruh masyarakat, seperti karya Wali Band, walau secara genre aliran musik kita berbeda,” harap Salomo, vokalis sekaligus leader dari band pendatang baru bernama D’Most.
D’Most adalah salah satu dari ratusan band produksi Nagaswara yang memiliki mimpi serupa, yakni berharap nama bandnya terkenal dan karyanya mendapat apresiasi dari masyarakat secara luas.
Dan peluang bagi D’Most untuk menuju kearah sana, arah yang sudah diraih oleh Wali Band itu, sepertinya mulai terbuka lebar. Salah satu alasan pentingnya adalah; karena lagu bertajuk ’Ampuniku’ ciptaan Salomo ini, menjadi pilihan Nagaswara untuk dijadikan single hits seperti yang dikutip di bawah ini :
“ Maafkanlah aku
Menepikan Cintamu
Aku pun terluka
Saat kutatap wajah sedihmu
Ampunilah aku
Meninggalkan dirimu
Mungkin waktu kan bisa membuatmu untuk….. maafkan aku…”
Pertanyaanya kemudian adalah, apakah ’Ampuniku’ yang bertema cinta dengan kemasan aransemen sweet pop ini akan menjadi “One Hits Wonder” dari kantong Nagaswara tahun ini?
Secara tema dan pilihan warna musik, nampaknya single ‘Ampuniku’ tersebut berada dititik aman, bahkan titik yang menguntungkan. Karena, sampai saat ini selera musik masyarakat di tanah air masih berkisar pada tema klasik; cinta.
Dan tentu saja selera pada jenis musik pop yang kemudian mendunia di era 80-an. Lalu kemudian tenggelam dan kembali menghangat dan berjaya di awal 2000-an. Terbukti, sejumlah band yang nyaris tenggelam, bangkit kembali dengan warna musik sejenis, sebutlah misalnya Naff dan Juliette.
Sweet pop, inilah yang dipilih oleh Salomo, pencipta sekaligus penyanyi dengan karakter vokal yang memiliki timbre cukup berat. Suara Salomo, alumni Universitas Bina Nusantara ini, setidaknya mengingatkan kita pada sejumlah penyanyi sekelas Once ’Dewa’, ’Fadly Padi’, Joe ’Juliette’ dan ’Andy Naff’. Nah loh?
”Gw kagum dengan penyanyi-penyanyi senior itu, tapi sungguh mati gw nggak pernah bermaksud meniru suara mereka. Karena karakter suara itu udah ada dari sononya, nggak mungkin bisa ditiru-tiru apalagi sengaja dibuat-buat biar mirip. Ya inilah suara gw, kalo mirip itu cuman kebetulan aja,” tandas Salomo, yang berusaha menghindari dari upaya mengikuti gaya bernyanyi penyanyi pendahulunya, sembari tersenyum.
Memang setelah mendengar berulang-ulang single hits ‘Ampuniku’ ini, makin lama makin kentara bahwa suara Salomo Sugapa L. Hutauruk, pria berdarah Batak ini, memang berbeda dengan ke-empat nama tersebut diatas.
Dan perbedaan yang paling signifikan sesungguhnya adalah pada bagian suara Salomo yang serak namun lebih ringan dan tipis. Tidak setebal Fadly dan seserak Once, tapi kemampuan menjangkau nada rendah dan tingginya patut diacungi jempol. Inilah yang membuat keyakinan bahwa single ‘Ampuniku’ bakal menjadi hits di tahun ini, sebagai “one hits wonder”.
Apalagi Salomo, mantan personal manajer Gugun Gondrong ini, adalah pencipta lagu tersebut. Terang saja ia lebih mudah mengekpresikan pengalaman pribadinya tersebut ke dalam lagu dengan nyaris sempurna.
”Yaah, akhirnya gw memilih meninggalkan perempuan yang gw cintai dan juga mencintai gw setengah mati, karena perempuan itu sudah mejadi milik orang lain. Dari pada gw frustasi mending gw jadiin lagu, bisa jadi alat introspeksi gw dan mungkin juga orang lain, agar jangan bermain-main dengan cinta,” terang Salomo dengan nada yang bijaksana.
Ditambah lagi dengan keterlibatan musisi senior Henry Lamiri yang memasukkan elemen Violin dan String pada lagu ‘Ampuniku’, hingga menghabiskan 8 track. Dan keterlibatan Bojes yang membantu mengarahkan vocal . menjadikan mood sedih dan penyesalan dalam tema lagu tersebut pun semakin kental terasa. Dan membawa pendengarnya bisa jatuh dalam linangan air mata.
“Tapi, ini bukan lagu cengeng dan kita bukan band pop cengeng,” tukas Salomo yang memiliki segudang pengalaman dalam industri hiburan ini.
Jauh sebelum memutuskan diri untuk menjadi penyanyi hingga akhirnya masuk dapur rekaman, Salomo yang menjadi konseptor D’Most ini, sesungguhnya adalah pekerja keras dalam berbagai bidang, seperti; Talent Coord., Production Supervisor, Liasson Officer , Stage Crew, Leader Officer, Project Officer, Production Manager, Press Coordinator, Stage Manager, Talent Coordinator and Production untuk berbagai event musikal maupun kegiatan dunia hiburan lainnya.
D’Most bisa dibilang sebagai reinkaranasi dari NEMO, band yang pernah melepas single “1000 kali lagi” di tahun 2007 di bawah bendera IFS. Karya pertama tersebut bisa dibilang gagal, namun Salomo bersama Edo (gitaris) tetap semangat untuk terus berkarya bersama, hingga akhirnya mereka bertemu dengan Pak Rahayu Kertawiguna yang kemudian memberikan nama baru buat duet Salomo dan Edo, yaitu D’Most.
Dari kepala Salomo dan Edo kemudian lahir konsep musik baru mereka yang jauh berbeda dibanding Nemo yang rasanya lebih keras dan cukup berat. Dalam D’Most, karya Salomo dan Edo aransemennya lebih ringan dan secara tema dan lirik jadi lebih cair. Mereka memilih tema yang cenderung dialami semua orang, khusus para remaja yang tengah kasmaran dan bermasalah dengan kehidupan cintanya.
Itulah tema yang sampai detik ini menjadi pilihan yang paling diapresiasi oleh masyarakat luas yang awam secara musikal, tapi membutuhkan ruang untuk menghibur diri. Dan sesungguhnya mereka adalah pasar potensial secara bisnis. Dan karya perdana D’Most ini telah membidik kearah sana.
Semua itu yang membuat keyakinan Nagaswara bahwa karya perdana D’Most bertajuk ‘Ampuniku’ bakal mengangkat nama D’Most kepermukaan industri musik. dan membuat mereka meraih peroleh RBT yang paling besar tahun ini.
“Doain aja, semoga kesempatan yang diberikan oleh Nagaswara ini tidak kami sia-siakan. Saya dan Edo akan terus berjuang dan bekerja keras untuk mewujudkan mimpi ini,” simpul Salomo yang diamini Edo sembari tersenyum saat bertemu dengan mereka di Studio Nagaswara, ditengah-tengah proses akhir penggarapan single pertama tersebut.
Semoga D’Most telah siap, ketika ’Ampuniku’ menjadi one hits wonder mereka di tahun 2010 ini. Karena setelah ini, masyarakat akan menuntut karya terbaik mereka lainnya dalam sebuah album besar D’Most
Artist : D'Most
Title : Ampuniku
Album :
Year : 2010
Size : 10 MB
Silahkan Memilih Server yang paling nyaman dari tempat anda
D'Most - Ampuniku Rapidshare
D'Most - Ampuniku Hotfile
D'Most - Ampuniku 4shared
D'Most - Ampuniku Mediafire
* Jika tidak ada pilihan server diatas bisa request dengan meninggalkan komentar dibawah postingan
* Jika Dead Link bisa meninggalkan komentar dibawah postingan
Fitur Baru Request | Report Dead Link | Report Abuse
